Selasa, 19 April 2011

MENGEMBALIKAN BANGUNAN YANG HILANG

Hari-hari ini kita saksikan pameran keanggkuhan sekaligus penindasan yang sudah demikian terang-terangan diperagakan oleh Amerika, Israel, dan sekutu-sekutunya dalam meredam kebangkitan umat Islam. Kita juga menyaksikan kepasrahan yang luar biasa dari sebagian besar umat atas kedzaliman itu.  Melalui apa yang mereka sebut globalisasi - bisa jadi lebih tepat dikatakan amerikanisasi - budaya, informasi, dan ekonomi.  Barat kini semakin mengokohkan hegemoninya atas dunia ketiga termasuk dunia Islam sehingga menyebabkan perpecahan terjadi dikalangan dunia islam akibat ingin menjadi ”boneka” nomer satu amerika serikat . Dalam kondisi umat yang masih lemah, hal tersebut jelas-jelas ancaman yang harus disikapi dengan sangat serius.

Pelajar dan Mahasiswa adalah generasi terdepan ummat, sedangkan Pelajar dan Mahasiswa yang beriman kepada Allah Subhanahuwata’ala,  berpegang teguh dengan nilai-nilai Rabbani, dan ikhlas demi kejayaan ummatnya merekalah harapan ummat yang paling memungkinkan untuk mengemban amanah generasi saat ini dan akan datang. Dalam beberapa dekade, seluruh negara di dunia umumnya dan negara-negara di dunia Islam secara khusus telah menyimpan dan memupuk potensi gerakan pelajar/mahasiswa yang aktif.

Pemuda adalah kemampuan, tekad, keberanian, dan kesabaran menghadapi tantangan. Pemuda adalah unsur kokoh yang mampu belajar keras, menguasai dan menghasilkan pemikiran serta pembaruan. Keimanan seorang pemuda selalu memunculkan energi tersembunyi yang besar dalam bentuk gerakan membina ummat. Pemuda adalah pelopor dan sarana perubahan karena memiliki kekuatan jiwa yang besar, maka perubahan yang dilakukannya pun besar. Ketika sekelompok pemuda bergerak dalam satu amal yang terpadu menuju kebangkitan ummat, maka aktifitas dan gerakan mereka disebut Amal Thullabi.

Adapun Tujuan dari Amal Thullabi itu sendiri antara lain adalah menyiapkan pelajar/mahasiswa agar memiliki dengan indikator 10 muwashoffat yang didengungkan oleh Hasan Al Banna untuk kemudian dikembangkan dan diberdayakan guna menyongsong kepemimpinan bangsa dan umat di hari esok.  Selain itu tujuan dari amal thulabbi adalah mengkondisikan lingkungan kampus (guru, dosen, pimpinan sekolah/kampus, pegawai sekolah/kampus, dll) agar mendukung seluruh kebijakan-kebijakan da’wah yang sudah ditetapkan guna menyukseskan tujuan dari amal Thulabbi yang pertama yaitu mempersiapkan pelajar/mahasiswa guna memegang tampuk kepemimpinan di hari esok.

Dalam memperjuangkan tujuan-tujuan dari amal thulabbi diperlukan wasilah guna memformalkan agenda-agenda pembinaan dan pelayanan kepada mahasiswa. Organisasi ini bergitu penting karena merupakan organisasi resmi yang mengatasnamakan sejumlah besar mahasiswa dimana terdapat anggaran yang resmi dan cukup besar guna membiayai agenda-agenda amal thulabbi, yang dapat membuat mereka berlatih untuk mengekspresikan hak-hak mereka maupun hak orang lain, yang merupakan tempat mengembangkan kemampuan mereka untuk menjadi pemimpin bangsa di hari esok

Dalam menjalankan wasilah perjuangan amal thulabbi hendaknya kader-kader yag ditempatkan di dalamnya memperhatikan beberapa hal agar wasilah ini dapat menyukseskan tujuan dari amal thulabbi itu sendiri
1.      Bersikap Profesional ( rapi dalam merencanakan, tepat sasaran, tepat dalam mengeksekusi, dan memtranslet bahasa da’wah menjadi bahasa mahasiswa)
2.      Memberdayakan orang lain untuk bergabung dalam generasi kebajikan
3.      Memberikan Advokasi secara maksimal dan kontinu terhadap kebutuhan mahasiswa
4.      Memperluas jaringan lembaga kepada setiap instansi yang mempunyai kepentingan yang sama

Amal Thulabbi berdasarkan tahapan pendidikannya dibagi menjadi 2 Fase. Fase pertama yaitu SLTA dan fase selanjutnya adalah Kampus Fase kampus memiliki begitu banyak kelebihan dibandingkan Fase SLTA. Kampus merupakan tepat berkumpulnya orang-orang pilian dalam jangka waktu yang cukup lama, gudang Ilmu karena semua hal ada di dalamnya (ideologi, keilmuan, dll), sarana yang sangat produktif untuk mencetak pemimpin-pemimpin hari esok, mahasiswa yang menjadi pengisi fase tersebut adalah orang-orang yang dapat melakukan interaksi vertikal (ke atas maupun ke bawah) kepada Pimpinan bangsa saat ini maupun masyarakat pada umumnya.

Ketika berbicara tentang fokus kerja da’wah kampus hari ini, setidaknya ada 3 fokus kerja yang harus diselesaikan oleh Amal Thulabbi.
1.      Iron Stock ( ’Ilmmy )
2.      Agent Of Change ( Siyasi )
3.      Moral Force ( Tarbawi )

IRON STOCK ( ’ILMMY )
Hari ini da’wah kita secara umum sudah masuk ke era muasasi untuk menuju era dauli sehingga menuntut da’wah kampus untuk sebanyak mungkin menghasilkan orang-orang profesional yang ahli dalam bidangnya guna mengisi pos-pos pelayanan umat pada era dauly nanti. Tuntutan da’wah ini setidaknya harus disiapkan secara langsung oleh pengelola da’wah kampus agar gerakan da’wah juga mengarah ke arah hal tersebut. Jangan sampai ketika era dauly sudah dimulai tidak banyak dari kader dari jama’ah ini yang menjadi penentu kebijakan ditiap pos-posnya. Kebijakan-kebijakan da’wah hari sudah mendukung hadirnya era kompetensi di masing-masing kampus. Hadirnya kebijakan untuk lulus 4 tahun dengan IPK minimal 2,75, mewajibkan setiap kader untuk ikut Program Kreativitas Ilmiah Mahasiswa, dll sesungguhnya sudah cukup untuk menunjukkan concern pengelola da’wah dalam mendukung era kompetensi ini.

AGENT OF CHANGE ( SIYASI )
Mahasiswa secara fitrah siap memainkan peran politiknya di dalam kampus maupun di masyarakat. Hal tersebut disebabkan oleh fase kehidupannya yang dinamis dan idealis, kajian ilmiah, pengalaman lapangan, dan aktivitas niqobiyyah. Ditambah lagi dengan program pendidikannya yang mempunyai sasaran yang jelas dan tahapan yang berurut, sehingga pengetahuan teoritis ini kian melengkapi pengalaman dan praktek politik di lapangan. Semua itu sangat membantu merubah mahasiswa yang hanya serius belajar menjadi manusia yang penuh perhatian terhadap seluruh problematika ummat, baik fikriyyah, ijtima’iyyah maupun siyasiyyah.

Hal ini diperparah oleh hadirnya kebohongan-kebohongan yang dilakukan oleh sebagian besar pimpinan-pimpinan negeri ini sehingga rakyat terbuai oleh kebohongan-kebohongan mereka. Selain itu begitu banyak permasalahan-permsalahan yang dituimbulkan oleh sebagian besar pimpinan-pimpinan di negeri ini baik dari penjualan aset negara, korupsi, mafia peradilan, dll sebagainya.

Dalam situasi-situasi seperti di atas, akan semakin terasa besarnya tanggung jawab mahasiswa untuk memainkan perannya dalam mengoreksi keadaan, mengembalikan keadilan dan kesejahteraan kepada rakyat, dan mengkoordinasikan gerakan politik yang ada. Mereka harus melakukan semua itu dengan sarana-sarana terbaik yang dapat mewujudkan sasaran, dan membawa buah dari pengorbanan mereka.

MORAL FORCE ( TARBAWI )
Tidak lengkap ketika kita berbicara fase da’wah kampus kita tidak membicarakan  agenda tarbawiyah. Inilah sebuah agenda yang niscaya dalam setiap fase amal terlebih amal thulabbi. Pemuda adalah sebuah fase dimana gejolak hati maupun jiwa yang ada dalam diri mereka begitu dinamis untuk berubah. Sehingga diperluakan sebuah kegiatan yang dapat mengarahkan mereka semua kearah yang positif. Tarbiyah adalah solusi terhadap itu semua.

Sudah sedemikian jelas bahwa tujuan dari amal thulabbi adalah menghasilkan kader dengan 10 muwasoffat yang ada dimana dengan tarbiyahkan kemampuan itu bisa terpenuhi. Ketika kita berbicara tentang focus kerja satu dan itu itu adalah bahasa penerapan maka focus kerja ketika ini lah yang merupakan fase untuk menanampak teori-teori dasar untuk bergerak.

Ibarat teko air maka proses inilah yang merupakan proses pengisian air ke dalam teka. Ibaratkan Handphone maka proses ini adalah proses penchargeran Handphone agar bisa digunakan untuk menyelesaikan permasalaha-permasalahan umat yang ada saat ini

Untuk sebuah pekerjaan besar maka diperlukan juga sebuah hal yang basar pula. Saya menyebutnya manajemen. “Dalam setiap kesuksesan pasti ada manajemen yang benar”.
Tak seorangpun membantah kaidah di atas. Jika sebuah kerja terbatas memerlukan manajemen yang benar, apalagi kerja besar dan luas seperti Amal Thullabi. Oleh karena itu menjadi kewajiban para aktivis Amal Thullabi untuk menerapkan manajemen yang profesional,  mengembangkan kemampuan dan melatih diri untuk sampai kepada profesionalitas dalam kerja besar ini.

Setidaknya ada beberapa prinsip yang harus dilaksanakan dalam melaksanakan manajemen amal thulabbi
1.      Perencanaan (takhthith)
2.      Penyusunan (tanzhim)
3.      Pengarahan dan dorongan (taujih dan tahfiz)

Tidak ada yang boleh dilewatkan dimana, artinya seluruh prinsip harus dijalankan dengan baik dan cermat sehingga keberhasilan da’wah bisa kita gapai dengan kemenangan yang hilang gemilang.

1 komentar:

  1. Datangnya pertolongan Allah itu disyaratkan adanya pertolongan kita kepada agama-Nya. Bahkan sangat penting para aktivis yang ikhlas itu mengerahkan segala kesungguhan dan daya-upayanya, bahkan untuk melipatgandakan upayanya. Hal itu dibarengi dengan kesanggupan menanggung kesulitan, apapun bentuknya. Mereka harus menghiasi diri dengan kesabaran dan keteguhan dalam kebenaran. Mereka harus berpegang teguh dengan mabda’ (ideologi) Islam dan pada metode Rasul Saw. hingga tercapai yang mereka inginkan

    BalasHapus