Selasa, 19 April 2011

SEPUCUK SURAT CINTA UNTUKMU PARA MAHASISWA


Oleh
Dany Agustian

Belasan abad yang lalu dunia ini digemparkan oleh lahirnya arsitek-arsitek peradaban baru yang dengan tangan dan pundak mereka dan juga pertolongan Alloh peradaban dunia ini akhirnya berada dalam naungan islam. Mereka adalah pemuda-pemuda islam yang ada pada zaman rosululloh. Mereka adalah komunitas muslim yang berkumpul di rumah Arqom bin Abi Arqom yang dirumah itu pula pada zamannya nasib risalah ini ditentukan. Mereka adalah Rosullulloh yang kala itu berumur 40 tahun, Abu bakar yang lebih muda 3 tahun dari beliau, Umar yang kala itu berumur 27 tahun, Ustman, dan juga Ali bin Abi Tholib yang merupakan arsitek peradaban yang paling muda, begitu juga dengan arsitek-arsitek peradaban lainnya. Mereka adalah arsitek-arsitek peradaban itu, mereka adalah pemuda pengukir tinta emas sejarah peradaban islam itu.

Mengapa harus pemuda? Hasan Al Banna berkata ” Sesungguhnya, sebuah pemikiran itu akan berhasil diwujudkan manakala kuat rasa keyakinan kepadanya, ikhlas dalam berjuang di jalannya, semakin bersemangat dalam merealisasikannya, dan kesiapan untuk beramal dan berkorban dalam mewujudkannya. Sepertinya keempat rukun ini, yakni iman, ikhlas, semangat, dana amal merupakan karekter yang melekat pada diri pemuda, karena sesungguhnya dasar keimanan itu adalah nurani yang menyala, dasar keikhlasan adalah hati yang bertaqwa, dasar semangat adalah perasaan yang menggelora, dan dasar amal adalah kemauan yang kuat. Itu semua tidak terdapat kecuali pada diri para pemuda. Oleh karena itu, sejak dulu hingga sekarang pemuda merupakan pilar kebangkitan. Dalam setiap kebangkitan, pemuda merupakan rahasia kekuatannya. Dalam setiap fikrah, pemuda adalah pengibar panji-panjinya.”

Ada di antara pemuda yang tumbuh dalam situasi bangsa yang dingin dan tenang, di mana kekuasaan pemerintah telah tertanam kuat dan kemakmuran telah dirasakan oleh warganya. Sehingga pemuda yang tumbuh  dalam suasana ini aktifitasnya lebih banyak tertuju kepada dirinya sendiri daripada untuk umatnya. Dia pun kemudian cendrung main-main dan berhura-hura karena meresa tenang jiwanya dan lega hatinya.

Ada juga pemuda tumbuh dalam suasana bangsa yang keras dan bergejolak, di mana bangsa itu sedang dikuasai oleh lawannya dan dalam semua urusan diperbudak oleh musuhnya. Bangsa ini berjuang semampunya untuk mengembalikan hak yang dirampas, tanah air yang terjajah, dan kebebasan, kemuliaan, sarta nilai-nilai agung yang hilang. Saat itulah kewajiban mendasar bagi pemuda yang tumbuh dalam situasi seperti ini adalah berbuat untuk bangsanya lebih banyak dari pada berbuat untuk dirinya sendiri. Jika ia lakukan hal itu, ia akan beruntung dengan mendapatkan kebaikan segera di medan kemenangan dan kebaikan -yang tertunda- berupa pahala dari Allah swt.

Barangkali, merupakkan suatu keberuntungan bagi kita bahwa kita termasuk pemuda kelompok kedua (yang dibesarkan dalam situasi keras dan bergejolak). Oleh karena itu, kedua mata kita pun terbuka di hadapan sebuah umat yang terus berjihad dan berjuang untuk mendapatkan hak dan kebebasannya.

Tetapi menjadi sebuah tantangan bagi para pemuda  yang berada pada kelompok yang pertama namun semangat jihad kita adalah semangat jihad kelompok pertama. Inilah yang terjadi pada pemuda di Indonesia ketika hari ini, banyak dari mereka merasa berada pada kondisi yang baik dan nyaman dengan keadaan ini. Dan ini menjadi tantangan bagi pemuda hari ini untuk tetap tersadar bahwa hari ini indonesia bisa berada dalam keadaan yang lebih baik dari hari ini.

Diantara fese-fase pemuda yang ada maka mahasiswa-lah yang mempunyai banyak peluang untuk memperbaiki bangsa ini. Dengan berbagai fungsinya pada fase inilah kita bisa mejelaskan Fikroh kita yang kita yakini bahwa Islam itu adalah agama yang menyeluruh yang mencakup seluruh dimensi kehidupan dari hal yang paling kecil sampai hal yang paling besar.Yang bisa merepresentasikan da’wah jama’ah ini yang terus terang, suci, dan penuh kasih sayang.

Ikhawtifillah sesungguhnya fase-fase perjuangan pemuda/mahasiswa hari ini sesungguhnya sama seperti apa yang rosululloh alami pada masaanya. Begitupun dengan apa yang kita sampaikan kepada manusia, prinsip-prinsip perjuangannya, dan tujuan dari seruan itu sendiri. Begitupun dengan objek da’wah yang akan pemuda/mahasiswa hari ini. Dalam melakukan seruannya maka mahasiswa akan menemui 4 tipe manusia

Golongan Mukmin
Mereka adalah orang-orang yang meyakini  kebenaran dakwah kami, percaya kepada perkataan kami, mengagumi prinsip-prinsip kami,  dan menemukan padanya kebaikan yang kebaikan yang menenangkan jiwanya. Kepada orang seperti ini kami mengajak untuk segera bergabung dan bekerja bersama kami agar jumlah para mujahid semakin banyak, dan agar dengan tambahan suara mereka, suara para da'i akan semakin meninggi.

Golongan orang yang ragu-ragu
Boleh jadi mereka orang-orang yang belum mengetahui secara jelas hakekat kebenaran dan belum mengenal makna keikhlasan serta manfaat di balik ucapan-ucapan kami. Mereka bimbang dan ragu. akan halnya golongan ini, biarkanlah mereka bersama keraguannya, sembari disarankan agar mereka tetap berhubungan dengan kami lebih dekat lagi.

Golongan yang  Mencari Keuntungan
Boleh jadi mereka adalah kelompok yang tidak ingin memberikan dukungan kepada kami sebelum mereka mengetahui keuntungan materi yang dapat mereka peroleh sebagai imbalannya. Kepada mereka ini kami hanya ingin mengatakan, "Menjauhlah! Disini hanya ada pahala dari Allah jika kamu memang benar-benar ikhlas, dan surga-Nya jika ia melihat ada kebaikan dalam hatimu

Golongan yang Berprasangka Buruk
Barangkali mereka adalah orang-orang yang selalu berprasangka buruk kepada kami dan hatinya diliputi keraguan atas kami, mereka selalu melihat kami dengan kacamata hitam pekat, dan tidak berbicara tentang kami kecuali dengan pembicaraan yang sinis. Kecingkakan telah mendorong mereka terus berada pada keraguan, kesinisan, dan gambaran negatif tentang kami.

Bagi kelompok macam ini, kami bermohon kepada Allah swt., agar berkenan memperlihatkan kepada kami dan kepada mereka kebenaran sebagai kebenaran dan memberi kekuatan kepada kami untuk mengikutinya, serta memperlihatkan kebatilan sebagai kebatilan dan memberi kekuatan kepada kami untuk menjauhinya. Kami memohon kepada Allah swt. Agar berkenan menunjuki kami dan mereka ke jalan yang lurus.

Banyak sarana yang bisa dipakai oleh para mahasiswa hari ini guna mengantarkan masyarakat untuk menemui robb nya. Baik Syiar maupun siyasi. Kekuasaan yang menjadi ”tujuan” da’i yang ada di wilayah siyasi-pun sesungguhnya hanyalah sarana bukanlah tujuan. Namun terlepas dari ini semua, semua da’i yang ada di wilayah itu mempunyai tujuan yang sama yaitu menyemai kehendak-kehendak Alloh sehingga manusia tergerak hatinya untuk menyemai kehendak-kehendak itu di bumi ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar