Selasa, 19 April 2011

MEREKALAH YANG AKAN MENGEMBALIKAN BANGUNAN YANG HILANG



Oleh
Dany Agustian

POTRET NEGERI-KU
Ia adalah negeri yang menjadi penghasil barang-barang tambang terbesar di dunia. Ia menjadi penghasil timah nomor 1, penghasil nomor 3 batu bara, dan penghasil nomor 4 tembaga di dunia. Ia juga merupakan penghasil 80% minyak di  asia tenggara bahkan menjadi penghasil 35% Gas Alam car di dunia. keanekaragaman hayati negeri ini juga sangat luar biasa. Tidak tanggug-tanggung 515 jenis mamalia ada di negeri ini bahkan ada 1400 jenis ikan tawar menjadi penghuni negeri ini. Ia memiliki 17.054 pulau-pulau yang terbentang jauhnya. Jumlah penduduk negeri ini pun adalah yang terbesar ke empat di dunia. Akhirnya bisa kita bayangkan betapa luar biasa potensi yang Allah Swt. hadirkan bgai negeri ini.

Namun Potensi yang diberikan tidak seindah realita kehidupan. Di negeri tersebut keadilan di mata hukum bukan milik orang miskin. Hukum di negeri itu begitu tajam terhadap orang miskin namun begitu tumpul menghadapi para pejabat. Pendidikan negeri tersebut tidak menjadi prioritas pembangunan bahkan pendidikan digunakan untuk membunuh tunas-tunas bangsanya sendiri. Kesejahteraan pun jauh panggang dari pada api. Kesejahteraan yang diagung-agung kan oleh pemimpin negeri tersebut yang terpotret dari angka pertumbuhan makro ternyata tidak berimbas kepada pertumbuhan ekonomi orang-orang miskin.

Yang lebih mencengangkan lagi pemimpin-pemimpin negeri tersebut seakan akan menjadikan negeri tempat ia dilahirkan seperti layaknya panggung sinetron yang ia bisa perlakukan semau-maunya. Bahkan pencitraan politik merupakan senjata yang sangat luar biasa untuk menguasai negeri itu. Negeri itu adalah “Indonesia”…

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih."
(QS: Ibrohim: 7)

ISLAM SEBAGAI IDEOLOGI PEMBEBASAN
Ideologi memiliki fungsi mempolakan, menhkonsolidasikan dan menciptakan arti dalam tindakan masyarakat. Ideologi yang dianutlah yang pada akhirnya menjadi pisau bedah seseorang atau kelompok untuk  memandang sebuah persoalan dan harus berbuat apa untuk mensikapi persoalan.
Kita tidak akan memperdebatkan kembali bahwa apakah islam merupakan ideology terbaik dinatara ideology-ideologi yang ada. Fakta-fakta empiris sudah membuktikan bahwa ia adalah Ideologi yang agung. Sebelum hadirnya Krisis Ekonomi Jilid Dua tahun 2009 Sebuah Pertanyaan kemudian muncul “Mengapa kita harus menggunakan ideology islam? Padahal belum pernah terbukti ideology islam pernah membebaskan dan memakmurkan sebuah negeri”. Sesungguhnya itu adalah pertanyaan yang bodoh, Mereka sudah terbutakan oleh  propaganda-propaganda ideology ideology laninya. Banyak gerakan lain yang menceritakan bahwa islam telah tebukti bisa memakmurkan sebuah negeri. Kita ambil contoh tak kala umar bin abdul aziz memakmurkan negerinya hanya dalam tempo 2 tahun, sehingga akhirnya kala itu begitu sulit untuk menemukan orang yang bisa dijadikan muzakki. Hingga akhirnya Allah Swt. menghadirkan fenomema krisis moneter yang meluluh lantakkan perekonomian dunia yang berbasis kapitalis-liberalis. 14 abad yang lalu melalui kitabnya yang mulia bahwa islam adalah ideology yang paling mulia dan tiada lagi ideology yang lebih tinggi dari ideology itu.

Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi.
(Al Fath: 28)

Ia adalah ideology yang syumul, ideology yang mengatur seluruh dimensi kehidupan peradaban manusia di dunia. Hasan Al Banna mengatakan dalam Risalah yang mulia bahwa

“Islam adalah system yang menyeluruh yang menyentuh seluruh dimensi kehidupan. Ia adalah Negara dan tanah air, pemerintahan dan umat, akhlak dan kekuatan, kasih saying dan keadilan, peradaban dan undang-undang, ilmu dan peradilan, materi dan sumber daya alam, penghasilan dan kekayaan, jihad dan da’wah, pasukan dan pemikiran sebagaimana ia adalah aqidah yang lurus dan ibadah yang benar, tidak kurang dan tidak lebih”
(Ushul ‘Isyrin: 1)

PEMUDA SEBAGAI MARTIR PERUBAHAN
Ia adalah secara umur biologis “hidup” diantara anak-anak dan orang tua. Ia merupakan suatu elemen yang Allah hadirkan di tengah-tengah masyarakat dengan karakteristik yang  unik.  Jumlahnya tidak banyak, namun lukisan sejarah bangsa ini menunjukkan bahwa dinamika bangsa ini tidak lepas dari peran mereka. Walaupun zaman senantiasa berganti dan berubah, namun tetap ada yang tidak berubah dari mahasiswa, ialah semangat dan idealisme mereka. Mareka adalah Pemuda.

Semangat-semangat yang berkobar terpatri dalam diri pemuda, semangat yang mendasari perbuatan  untuk melakukan  perubahan-perubahan  atas keadaan yang dianggapnya  tidak adil. Intuisi  dan hati kecilnya akan selalu menyerukan idealisme.  Bahkan jikalau keringat, air mata dan jiwa mereka bisa mencerahkan peradaban negeri ini maka akan mereka antarkan itu semua dengan senyuman yang paling menawan. Menjadi sebuah kepastian bahwa intuisi dan hati kecil merekalah yang mengantarkan mereka untuk tahu kenapa dan kapan mereka harus berbuat sesuatu untuk masyarakat, bangsa dan negaranya.

Mereka memiliki kemampuan, tekad, keberanian, dan kesabaran menghadapi tantangan yang dengannya ummat menghalau musuh dan mengangkat bendera kejayaannya. Mereka mampu belajar keras, menguasai dan menghasilkan pemikiran serta pembaruan. Ibarat ranting yang masih segar, kelenturannya cukup untuk terbentuknya pemikiran sekaligus mentransformasikan pemikiran tersebut kepada orang lain. mereka selalu memunculkan energi tersembunyi yang besar dalam bentuk gerakan membina ummat. pelopor dan sarana perubahan. Allah Subhanahuwata’ala tidak akan merubah nasib suatu kaum sampai mereka merubah kondisi jiwa mereka dan pemuda memiliki kekuatan jiwa yang besar, maka perubahan yang dilakukannya pun besar. Maka tak salah seorang Asy Syahid Hasan Al Banna begitu “memuji” keberadaan para pemuda.

”Sesungguhnya, sebuah pemikiran itu akan berhasil diwujudkan manakala kuat rasa keyakinan kepadanya, ikhlas dalam berjuang di jalannya, semakin bersemangat dalam merealisasikannya, dan kesiapan untuk beramal dan berkorban dalam mewujudkannya. Sepertinya keempat rukun ini, yakni iman, ikhlas, semangat, dana amal merupakan karekter yang melekat pada diri pemuda, karena sesungguhnya dasar keimanan itu adalah nurani yang menyala, dasar keikhlasan adalah hati yang bertaqwa, dasar semangat adalah perasaan yang menggelora, dan dasar amal adalah kemauan yang kuat. Itu semua tidak terdapat kecuali pada diri para pemuda. Oleh karena itu, sejak dulu hingga sekarang pemuda merupakan pilar kebangkitan. Dalam setiap kebangkitan, pemuda merupakan rahasia kekuatannya. Dalam setiap fikrah, pemuda adalah pengibar panji-panjinya.”

Begitulah seharusnya para pemuda. Mereka dihadirkan Allah, sebagai generasi yang membawa angin perubahan bagi negeri ini. Ia sudah sepantasnya mereka mampu menganalisai keadaan bangsa Indonesia dan Umat Islam hari ini. Mereka tidak boleh diam, karena diam (Pemuda) berarti kematian. Mereka bukanlah generasi abu-abu yang takut mengatakan yang Hitam itu hitam yang putih itu putih sebagai mana generasi kahfi Alloh hadirkan sebagai pelajaran bagi pemuda Hari ini.

Pekerjaan Pemuda bukan hanya itu, tapi juga bagaimana pemuda islam kembali menjadikan islam sebagai “soko Guru dunia”. Implikasinya begitu jelas, mereka harus kembali ke pada islam dalam setiap tindak-tanduk kesehariannya. Sehingga akhirnya merekalah yang sejatinya akan membawa angin perubahan islam ditengah-tengah umat, membawa ideology yang membebaskan manusia dari segala bentuk penghambaan lain terhadap materi, nalar manusia untuk dikembalikan ketempat sesungguhnya. yaitu Alloh Swt sebagaimana ia membebaskan kota mekah dari tangan kafir Quroisy, gerakan yang menyerukan deklarasi tata peradaban kemanusiaan yang berdasarkan pada nilai-nilai universal ketuhanan yang mewujudkan islam sebagai rahmat bagi Alam semesta sebagaimana islam memberikan ketenangan kepada kaum nasrani takkala sholahuddin Al Ayyubi memimpin kota Al quds setelah menaklukkan kota tersebut dari kaum salibis, gerakan perjuangan yang berkelanjutan untuk menegakkan nilai kebaikan universal dan meruntuhkan tirani kemungkaran sebagaimana AK Party di Turki dalam meruntuhkan rezim sekuler di Turki.

Mereka pun harus menyiapkan diri untuk masa depan islam sehingga akhirnya ketika Allah Swt. memenuhi janjinya bahwa Allah Swt. akan mengganti sebuah generasi yang sudah “murtad” terhadap apa yang telah mereka amanahkan kepada generasi mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar