Selasa, 19 April 2011

TAFSIR GERAKAN SURAT AL-MUZAMMIL

Oleh
Dany Agustian
 
TAFSIR GERAKAN SURAT AL-MUZAMMIL

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
(Al Baqoroh:30)

Menjadi sebuah Khalifah adalah sebuah keniscayaan bagi setiap manusia yang ada di bumi Allah ini. Ia adalah sebuah gelar yang melekat kepada setiap manusia ketika manusia tersebut lahir ke dunia. Gelar ini membawa suasana kebatinan yang cukup mendalam bagi seorang manusia yang menyebabkan berbagai konsekuensi bagi setiap manusia tersebut.

Menjadi seorang khilah berarti melanjutkan tongkat estafet perjuangan risalah dakwah rosululloh. Mari kita tengok bagaimana seorang rosululloh begitu berat untuk menerima risalah ini dari Allah melalui malaikat jibril. Beliau menggigil begitu menerima wahyu tersebut bahkan berselimut ketakutan karena begitu beratnya amanah yang akan beliau tunaikan.

kondisi umat manusia hari ini kurang lebih sama seperti pada zaman rosululloh dulu. Allah menggambarkan kondisi umat hari ini seperti yang tercakup dalam firman-Nya:

“ Dan biarkanlah Aku (saja) bertindak terhadap orang-orang yang mendustakan itu, orang-orang yang :
mempunyai kemewahan dan beri tangguhlah mereka barang sebentar. Karena Sesungguhnya pada sisi kami ada belenggu-belenggu yang berat dan neraka yang menyala-nyala. Dan makanan yang menyumbat di kerongkongan dan azab yang pedih. Pada hari bumi dan gunung-gunung bergoncangan, dan menjadilah gunung-gunung itu tumpukan-tumpukan pasir yang berterbangan. Sesungguhnya kami Telah mengutus kepada kamu (hai orang kafir Mekah) seorang rasul, yang menjadi saksi terhadapmu, sebagaimana kami Telah mengutus (dahulu) seorang Rasul kepada Fir'aun.  Maka Fir'aun mendurhakai Rasul itu, lalu kami siksa dia dengan siksaan yang berat. Maka bagaimanakah kamu akan dapat memelihara dirimu jika kamu tetap kafir kepada hari yang menjadikan anak-anak beruban. Langit(pun) menjadi pecah belah pada hari itu. adalah janji-Nya itu pasti terlaksana. Sesungguhnya Ini adalah suatu peringatan. Maka barangsiapa yang menghendaki niscaya ia menempuh jalan (yang menyampaikannya) kepada Tuhannya.
(Al Muzzamil Ayat 10-19)
                         
Ayat diatas setidak menitik tekankan bahwa manusia hari ini sudah jauh dari ajaran Allah bahkan mereka menduakan Allah dengan kenikmatan-kenikmatan dunia (yang sesungguhnya pemberian dari Allah), bukan hanya itu umat manusia hari ini juga banyak yang mendurhakai penerus risalah kenanbian (da’i).

Namun bukan seorang da’i jikalau hanya bisa meratapi keadaan. Oleh karena itu Allah menegur para da’I dengan firman-Nya:

Hai orang yang berselimut (Muhammad), Bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari kecuali sedikit (daripadanya),
(Al Muzzamil Ayat 1-2)

Dua ayat diatas memberikan sebuah arahan kepada setiap da’i agar pertama, tidak meratapi keadaan umat yang ada, kedua, bangkit untuk kemudian menyerukan umat tersebut kepada kebaikan, ketiga mempersiapkan bekal guna mengarungi samudra perjuangan ketika menyurukan umat manusia kepada kebaikan tersebut.

Karena begitu beratnya tugas dakwah yang akan diemban oleh para da’i, untuk itu Allah memberikan terminal perbekalan agar para da’i siap berjuang dalam medan perjuangan tersebut. Allah berfirman

Bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit. Atau lebih dari seperdua itu. dan Bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan.. Sesungguhnya kami akan menurunkan kapadamu perkataan yang berat. Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan. Sesungguhnya kamu pada siang hari mempunyai urusan yang panjang (banyak). Sebutlah nama Tuhanmu, dan beribadatlah kepada-Nya dengan penuh ketekunan. (Dia-lah) Tuhan masyrik dan maghrib, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Maka ambillah dia sebagai Pelindung.
            (Al Muzzamil Ayat 2-9)

Ada beberapa terminalyang Allah siapkan
  1. Sholat Qiyamullail
  2. Membaca Al-Qur’an Secara tartil
  3. Dzikir (mengingat Allah) dengan khusyu
  4. Bertawakal kepada Allah
  5. Bersabar

Ketikapun seorang da’i bisa melewati kelima terminal ini maka Allah menyiapkan terminal yang lain sebagaimana firman Allah

Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri (sembahyang) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersama kamu. dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu, Maka dia memberi keringanan kepadamu, Karena itu Bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran. dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi berperang di jalan Allah, Maka Bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran dan Dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. dan mohonlah ampunan kepada Allah; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(Al Muzzamil Ayat: 20)


SEPUCUK SURAT CINTA UNTUKMU PARA MAHASISWA


Oleh
Dany Agustian

Belasan abad yang lalu dunia ini digemparkan oleh lahirnya arsitek-arsitek peradaban baru yang dengan tangan dan pundak mereka dan juga pertolongan Alloh peradaban dunia ini akhirnya berada dalam naungan islam. Mereka adalah pemuda-pemuda islam yang ada pada zaman rosululloh. Mereka adalah komunitas muslim yang berkumpul di rumah Arqom bin Abi Arqom yang dirumah itu pula pada zamannya nasib risalah ini ditentukan. Mereka adalah Rosullulloh yang kala itu berumur 40 tahun, Abu bakar yang lebih muda 3 tahun dari beliau, Umar yang kala itu berumur 27 tahun, Ustman, dan juga Ali bin Abi Tholib yang merupakan arsitek peradaban yang paling muda, begitu juga dengan arsitek-arsitek peradaban lainnya. Mereka adalah arsitek-arsitek peradaban itu, mereka adalah pemuda pengukir tinta emas sejarah peradaban islam itu.

Mengapa harus pemuda? Hasan Al Banna berkata ” Sesungguhnya, sebuah pemikiran itu akan berhasil diwujudkan manakala kuat rasa keyakinan kepadanya, ikhlas dalam berjuang di jalannya, semakin bersemangat dalam merealisasikannya, dan kesiapan untuk beramal dan berkorban dalam mewujudkannya. Sepertinya keempat rukun ini, yakni iman, ikhlas, semangat, dana amal merupakan karekter yang melekat pada diri pemuda, karena sesungguhnya dasar keimanan itu adalah nurani yang menyala, dasar keikhlasan adalah hati yang bertaqwa, dasar semangat adalah perasaan yang menggelora, dan dasar amal adalah kemauan yang kuat. Itu semua tidak terdapat kecuali pada diri para pemuda. Oleh karena itu, sejak dulu hingga sekarang pemuda merupakan pilar kebangkitan. Dalam setiap kebangkitan, pemuda merupakan rahasia kekuatannya. Dalam setiap fikrah, pemuda adalah pengibar panji-panjinya.”

Ada di antara pemuda yang tumbuh dalam situasi bangsa yang dingin dan tenang, di mana kekuasaan pemerintah telah tertanam kuat dan kemakmuran telah dirasakan oleh warganya. Sehingga pemuda yang tumbuh  dalam suasana ini aktifitasnya lebih banyak tertuju kepada dirinya sendiri daripada untuk umatnya. Dia pun kemudian cendrung main-main dan berhura-hura karena meresa tenang jiwanya dan lega hatinya.

Ada juga pemuda tumbuh dalam suasana bangsa yang keras dan bergejolak, di mana bangsa itu sedang dikuasai oleh lawannya dan dalam semua urusan diperbudak oleh musuhnya. Bangsa ini berjuang semampunya untuk mengembalikan hak yang dirampas, tanah air yang terjajah, dan kebebasan, kemuliaan, sarta nilai-nilai agung yang hilang. Saat itulah kewajiban mendasar bagi pemuda yang tumbuh dalam situasi seperti ini adalah berbuat untuk bangsanya lebih banyak dari pada berbuat untuk dirinya sendiri. Jika ia lakukan hal itu, ia akan beruntung dengan mendapatkan kebaikan segera di medan kemenangan dan kebaikan -yang tertunda- berupa pahala dari Allah swt.

Barangkali, merupakkan suatu keberuntungan bagi kita bahwa kita termasuk pemuda kelompok kedua (yang dibesarkan dalam situasi keras dan bergejolak). Oleh karena itu, kedua mata kita pun terbuka di hadapan sebuah umat yang terus berjihad dan berjuang untuk mendapatkan hak dan kebebasannya.

Tetapi menjadi sebuah tantangan bagi para pemuda  yang berada pada kelompok yang pertama namun semangat jihad kita adalah semangat jihad kelompok pertama. Inilah yang terjadi pada pemuda di Indonesia ketika hari ini, banyak dari mereka merasa berada pada kondisi yang baik dan nyaman dengan keadaan ini. Dan ini menjadi tantangan bagi pemuda hari ini untuk tetap tersadar bahwa hari ini indonesia bisa berada dalam keadaan yang lebih baik dari hari ini.

Diantara fese-fase pemuda yang ada maka mahasiswa-lah yang mempunyai banyak peluang untuk memperbaiki bangsa ini. Dengan berbagai fungsinya pada fase inilah kita bisa mejelaskan Fikroh kita yang kita yakini bahwa Islam itu adalah agama yang menyeluruh yang mencakup seluruh dimensi kehidupan dari hal yang paling kecil sampai hal yang paling besar.Yang bisa merepresentasikan da’wah jama’ah ini yang terus terang, suci, dan penuh kasih sayang.

Ikhawtifillah sesungguhnya fase-fase perjuangan pemuda/mahasiswa hari ini sesungguhnya sama seperti apa yang rosululloh alami pada masaanya. Begitupun dengan apa yang kita sampaikan kepada manusia, prinsip-prinsip perjuangannya, dan tujuan dari seruan itu sendiri. Begitupun dengan objek da’wah yang akan pemuda/mahasiswa hari ini. Dalam melakukan seruannya maka mahasiswa akan menemui 4 tipe manusia

Golongan Mukmin
Mereka adalah orang-orang yang meyakini  kebenaran dakwah kami, percaya kepada perkataan kami, mengagumi prinsip-prinsip kami,  dan menemukan padanya kebaikan yang kebaikan yang menenangkan jiwanya. Kepada orang seperti ini kami mengajak untuk segera bergabung dan bekerja bersama kami agar jumlah para mujahid semakin banyak, dan agar dengan tambahan suara mereka, suara para da'i akan semakin meninggi.

Golongan orang yang ragu-ragu
Boleh jadi mereka orang-orang yang belum mengetahui secara jelas hakekat kebenaran dan belum mengenal makna keikhlasan serta manfaat di balik ucapan-ucapan kami. Mereka bimbang dan ragu. akan halnya golongan ini, biarkanlah mereka bersama keraguannya, sembari disarankan agar mereka tetap berhubungan dengan kami lebih dekat lagi.

Golongan yang  Mencari Keuntungan
Boleh jadi mereka adalah kelompok yang tidak ingin memberikan dukungan kepada kami sebelum mereka mengetahui keuntungan materi yang dapat mereka peroleh sebagai imbalannya. Kepada mereka ini kami hanya ingin mengatakan, "Menjauhlah! Disini hanya ada pahala dari Allah jika kamu memang benar-benar ikhlas, dan surga-Nya jika ia melihat ada kebaikan dalam hatimu

Golongan yang Berprasangka Buruk
Barangkali mereka adalah orang-orang yang selalu berprasangka buruk kepada kami dan hatinya diliputi keraguan atas kami, mereka selalu melihat kami dengan kacamata hitam pekat, dan tidak berbicara tentang kami kecuali dengan pembicaraan yang sinis. Kecingkakan telah mendorong mereka terus berada pada keraguan, kesinisan, dan gambaran negatif tentang kami.

Bagi kelompok macam ini, kami bermohon kepada Allah swt., agar berkenan memperlihatkan kepada kami dan kepada mereka kebenaran sebagai kebenaran dan memberi kekuatan kepada kami untuk mengikutinya, serta memperlihatkan kebatilan sebagai kebatilan dan memberi kekuatan kepada kami untuk menjauhinya. Kami memohon kepada Allah swt. Agar berkenan menunjuki kami dan mereka ke jalan yang lurus.

Banyak sarana yang bisa dipakai oleh para mahasiswa hari ini guna mengantarkan masyarakat untuk menemui robb nya. Baik Syiar maupun siyasi. Kekuasaan yang menjadi ”tujuan” da’i yang ada di wilayah siyasi-pun sesungguhnya hanyalah sarana bukanlah tujuan. Namun terlepas dari ini semua, semua da’i yang ada di wilayah itu mempunyai tujuan yang sama yaitu menyemai kehendak-kehendak Alloh sehingga manusia tergerak hatinya untuk menyemai kehendak-kehendak itu di bumi ini.

MENGEMBALIKAN BANGUNAN YANG HILANG

Hari-hari ini kita saksikan pameran keanggkuhan sekaligus penindasan yang sudah demikian terang-terangan diperagakan oleh Amerika, Israel, dan sekutu-sekutunya dalam meredam kebangkitan umat Islam. Kita juga menyaksikan kepasrahan yang luar biasa dari sebagian besar umat atas kedzaliman itu.  Melalui apa yang mereka sebut globalisasi - bisa jadi lebih tepat dikatakan amerikanisasi - budaya, informasi, dan ekonomi.  Barat kini semakin mengokohkan hegemoninya atas dunia ketiga termasuk dunia Islam sehingga menyebabkan perpecahan terjadi dikalangan dunia islam akibat ingin menjadi ”boneka” nomer satu amerika serikat . Dalam kondisi umat yang masih lemah, hal tersebut jelas-jelas ancaman yang harus disikapi dengan sangat serius.

Pelajar dan Mahasiswa adalah generasi terdepan ummat, sedangkan Pelajar dan Mahasiswa yang beriman kepada Allah Subhanahuwata’ala,  berpegang teguh dengan nilai-nilai Rabbani, dan ikhlas demi kejayaan ummatnya merekalah harapan ummat yang paling memungkinkan untuk mengemban amanah generasi saat ini dan akan datang. Dalam beberapa dekade, seluruh negara di dunia umumnya dan negara-negara di dunia Islam secara khusus telah menyimpan dan memupuk potensi gerakan pelajar/mahasiswa yang aktif.

Pemuda adalah kemampuan, tekad, keberanian, dan kesabaran menghadapi tantangan. Pemuda adalah unsur kokoh yang mampu belajar keras, menguasai dan menghasilkan pemikiran serta pembaruan. Keimanan seorang pemuda selalu memunculkan energi tersembunyi yang besar dalam bentuk gerakan membina ummat. Pemuda adalah pelopor dan sarana perubahan karena memiliki kekuatan jiwa yang besar, maka perubahan yang dilakukannya pun besar. Ketika sekelompok pemuda bergerak dalam satu amal yang terpadu menuju kebangkitan ummat, maka aktifitas dan gerakan mereka disebut Amal Thullabi.

Adapun Tujuan dari Amal Thullabi itu sendiri antara lain adalah menyiapkan pelajar/mahasiswa agar memiliki dengan indikator 10 muwashoffat yang didengungkan oleh Hasan Al Banna untuk kemudian dikembangkan dan diberdayakan guna menyongsong kepemimpinan bangsa dan umat di hari esok.  Selain itu tujuan dari amal thulabbi adalah mengkondisikan lingkungan kampus (guru, dosen, pimpinan sekolah/kampus, pegawai sekolah/kampus, dll) agar mendukung seluruh kebijakan-kebijakan da’wah yang sudah ditetapkan guna menyukseskan tujuan dari amal Thulabbi yang pertama yaitu mempersiapkan pelajar/mahasiswa guna memegang tampuk kepemimpinan di hari esok.

Dalam memperjuangkan tujuan-tujuan dari amal thulabbi diperlukan wasilah guna memformalkan agenda-agenda pembinaan dan pelayanan kepada mahasiswa. Organisasi ini bergitu penting karena merupakan organisasi resmi yang mengatasnamakan sejumlah besar mahasiswa dimana terdapat anggaran yang resmi dan cukup besar guna membiayai agenda-agenda amal thulabbi, yang dapat membuat mereka berlatih untuk mengekspresikan hak-hak mereka maupun hak orang lain, yang merupakan tempat mengembangkan kemampuan mereka untuk menjadi pemimpin bangsa di hari esok

Dalam menjalankan wasilah perjuangan amal thulabbi hendaknya kader-kader yag ditempatkan di dalamnya memperhatikan beberapa hal agar wasilah ini dapat menyukseskan tujuan dari amal thulabbi itu sendiri
1.      Bersikap Profesional ( rapi dalam merencanakan, tepat sasaran, tepat dalam mengeksekusi, dan memtranslet bahasa da’wah menjadi bahasa mahasiswa)
2.      Memberdayakan orang lain untuk bergabung dalam generasi kebajikan
3.      Memberikan Advokasi secara maksimal dan kontinu terhadap kebutuhan mahasiswa
4.      Memperluas jaringan lembaga kepada setiap instansi yang mempunyai kepentingan yang sama

Amal Thulabbi berdasarkan tahapan pendidikannya dibagi menjadi 2 Fase. Fase pertama yaitu SLTA dan fase selanjutnya adalah Kampus Fase kampus memiliki begitu banyak kelebihan dibandingkan Fase SLTA. Kampus merupakan tepat berkumpulnya orang-orang pilian dalam jangka waktu yang cukup lama, gudang Ilmu karena semua hal ada di dalamnya (ideologi, keilmuan, dll), sarana yang sangat produktif untuk mencetak pemimpin-pemimpin hari esok, mahasiswa yang menjadi pengisi fase tersebut adalah orang-orang yang dapat melakukan interaksi vertikal (ke atas maupun ke bawah) kepada Pimpinan bangsa saat ini maupun masyarakat pada umumnya.

Ketika berbicara tentang fokus kerja da’wah kampus hari ini, setidaknya ada 3 fokus kerja yang harus diselesaikan oleh Amal Thulabbi.
1.      Iron Stock ( ’Ilmmy )
2.      Agent Of Change ( Siyasi )
3.      Moral Force ( Tarbawi )

IRON STOCK ( ’ILMMY )
Hari ini da’wah kita secara umum sudah masuk ke era muasasi untuk menuju era dauli sehingga menuntut da’wah kampus untuk sebanyak mungkin menghasilkan orang-orang profesional yang ahli dalam bidangnya guna mengisi pos-pos pelayanan umat pada era dauly nanti. Tuntutan da’wah ini setidaknya harus disiapkan secara langsung oleh pengelola da’wah kampus agar gerakan da’wah juga mengarah ke arah hal tersebut. Jangan sampai ketika era dauly sudah dimulai tidak banyak dari kader dari jama’ah ini yang menjadi penentu kebijakan ditiap pos-posnya. Kebijakan-kebijakan da’wah hari sudah mendukung hadirnya era kompetensi di masing-masing kampus. Hadirnya kebijakan untuk lulus 4 tahun dengan IPK minimal 2,75, mewajibkan setiap kader untuk ikut Program Kreativitas Ilmiah Mahasiswa, dll sesungguhnya sudah cukup untuk menunjukkan concern pengelola da’wah dalam mendukung era kompetensi ini.

AGENT OF CHANGE ( SIYASI )
Mahasiswa secara fitrah siap memainkan peran politiknya di dalam kampus maupun di masyarakat. Hal tersebut disebabkan oleh fase kehidupannya yang dinamis dan idealis, kajian ilmiah, pengalaman lapangan, dan aktivitas niqobiyyah. Ditambah lagi dengan program pendidikannya yang mempunyai sasaran yang jelas dan tahapan yang berurut, sehingga pengetahuan teoritis ini kian melengkapi pengalaman dan praktek politik di lapangan. Semua itu sangat membantu merubah mahasiswa yang hanya serius belajar menjadi manusia yang penuh perhatian terhadap seluruh problematika ummat, baik fikriyyah, ijtima’iyyah maupun siyasiyyah.

Hal ini diperparah oleh hadirnya kebohongan-kebohongan yang dilakukan oleh sebagian besar pimpinan-pimpinan negeri ini sehingga rakyat terbuai oleh kebohongan-kebohongan mereka. Selain itu begitu banyak permasalahan-permsalahan yang dituimbulkan oleh sebagian besar pimpinan-pimpinan di negeri ini baik dari penjualan aset negara, korupsi, mafia peradilan, dll sebagainya.

Dalam situasi-situasi seperti di atas, akan semakin terasa besarnya tanggung jawab mahasiswa untuk memainkan perannya dalam mengoreksi keadaan, mengembalikan keadilan dan kesejahteraan kepada rakyat, dan mengkoordinasikan gerakan politik yang ada. Mereka harus melakukan semua itu dengan sarana-sarana terbaik yang dapat mewujudkan sasaran, dan membawa buah dari pengorbanan mereka.

MORAL FORCE ( TARBAWI )
Tidak lengkap ketika kita berbicara fase da’wah kampus kita tidak membicarakan  agenda tarbawiyah. Inilah sebuah agenda yang niscaya dalam setiap fase amal terlebih amal thulabbi. Pemuda adalah sebuah fase dimana gejolak hati maupun jiwa yang ada dalam diri mereka begitu dinamis untuk berubah. Sehingga diperluakan sebuah kegiatan yang dapat mengarahkan mereka semua kearah yang positif. Tarbiyah adalah solusi terhadap itu semua.

Sudah sedemikian jelas bahwa tujuan dari amal thulabbi adalah menghasilkan kader dengan 10 muwasoffat yang ada dimana dengan tarbiyahkan kemampuan itu bisa terpenuhi. Ketika kita berbicara tentang focus kerja satu dan itu itu adalah bahasa penerapan maka focus kerja ketika ini lah yang merupakan fase untuk menanampak teori-teori dasar untuk bergerak.

Ibarat teko air maka proses inilah yang merupakan proses pengisian air ke dalam teka. Ibaratkan Handphone maka proses ini adalah proses penchargeran Handphone agar bisa digunakan untuk menyelesaikan permasalaha-permasalahan umat yang ada saat ini

Untuk sebuah pekerjaan besar maka diperlukan juga sebuah hal yang basar pula. Saya menyebutnya manajemen. “Dalam setiap kesuksesan pasti ada manajemen yang benar”.
Tak seorangpun membantah kaidah di atas. Jika sebuah kerja terbatas memerlukan manajemen yang benar, apalagi kerja besar dan luas seperti Amal Thullabi. Oleh karena itu menjadi kewajiban para aktivis Amal Thullabi untuk menerapkan manajemen yang profesional,  mengembangkan kemampuan dan melatih diri untuk sampai kepada profesionalitas dalam kerja besar ini.

Setidaknya ada beberapa prinsip yang harus dilaksanakan dalam melaksanakan manajemen amal thulabbi
1.      Perencanaan (takhthith)
2.      Penyusunan (tanzhim)
3.      Pengarahan dan dorongan (taujih dan tahfiz)

Tidak ada yang boleh dilewatkan dimana, artinya seluruh prinsip harus dijalankan dengan baik dan cermat sehingga keberhasilan da’wah bisa kita gapai dengan kemenangan yang hilang gemilang.

MEREKALAH YANG AKAN MENGEMBALIKAN BANGUNAN YANG HILANG



Oleh
Dany Agustian

POTRET NEGERI-KU
Ia adalah negeri yang menjadi penghasil barang-barang tambang terbesar di dunia. Ia menjadi penghasil timah nomor 1, penghasil nomor 3 batu bara, dan penghasil nomor 4 tembaga di dunia. Ia juga merupakan penghasil 80% minyak di  asia tenggara bahkan menjadi penghasil 35% Gas Alam car di dunia. keanekaragaman hayati negeri ini juga sangat luar biasa. Tidak tanggug-tanggung 515 jenis mamalia ada di negeri ini bahkan ada 1400 jenis ikan tawar menjadi penghuni negeri ini. Ia memiliki 17.054 pulau-pulau yang terbentang jauhnya. Jumlah penduduk negeri ini pun adalah yang terbesar ke empat di dunia. Akhirnya bisa kita bayangkan betapa luar biasa potensi yang Allah Swt. hadirkan bgai negeri ini.

Namun Potensi yang diberikan tidak seindah realita kehidupan. Di negeri tersebut keadilan di mata hukum bukan milik orang miskin. Hukum di negeri itu begitu tajam terhadap orang miskin namun begitu tumpul menghadapi para pejabat. Pendidikan negeri tersebut tidak menjadi prioritas pembangunan bahkan pendidikan digunakan untuk membunuh tunas-tunas bangsanya sendiri. Kesejahteraan pun jauh panggang dari pada api. Kesejahteraan yang diagung-agung kan oleh pemimpin negeri tersebut yang terpotret dari angka pertumbuhan makro ternyata tidak berimbas kepada pertumbuhan ekonomi orang-orang miskin.

Yang lebih mencengangkan lagi pemimpin-pemimpin negeri tersebut seakan akan menjadikan negeri tempat ia dilahirkan seperti layaknya panggung sinetron yang ia bisa perlakukan semau-maunya. Bahkan pencitraan politik merupakan senjata yang sangat luar biasa untuk menguasai negeri itu. Negeri itu adalah “Indonesia”…

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih."
(QS: Ibrohim: 7)

ISLAM SEBAGAI IDEOLOGI PEMBEBASAN
Ideologi memiliki fungsi mempolakan, menhkonsolidasikan dan menciptakan arti dalam tindakan masyarakat. Ideologi yang dianutlah yang pada akhirnya menjadi pisau bedah seseorang atau kelompok untuk  memandang sebuah persoalan dan harus berbuat apa untuk mensikapi persoalan.
Kita tidak akan memperdebatkan kembali bahwa apakah islam merupakan ideology terbaik dinatara ideology-ideologi yang ada. Fakta-fakta empiris sudah membuktikan bahwa ia adalah Ideologi yang agung. Sebelum hadirnya Krisis Ekonomi Jilid Dua tahun 2009 Sebuah Pertanyaan kemudian muncul “Mengapa kita harus menggunakan ideology islam? Padahal belum pernah terbukti ideology islam pernah membebaskan dan memakmurkan sebuah negeri”. Sesungguhnya itu adalah pertanyaan yang bodoh, Mereka sudah terbutakan oleh  propaganda-propaganda ideology ideology laninya. Banyak gerakan lain yang menceritakan bahwa islam telah tebukti bisa memakmurkan sebuah negeri. Kita ambil contoh tak kala umar bin abdul aziz memakmurkan negerinya hanya dalam tempo 2 tahun, sehingga akhirnya kala itu begitu sulit untuk menemukan orang yang bisa dijadikan muzakki. Hingga akhirnya Allah Swt. menghadirkan fenomema krisis moneter yang meluluh lantakkan perekonomian dunia yang berbasis kapitalis-liberalis. 14 abad yang lalu melalui kitabnya yang mulia bahwa islam adalah ideology yang paling mulia dan tiada lagi ideology yang lebih tinggi dari ideology itu.

Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi.
(Al Fath: 28)

Ia adalah ideology yang syumul, ideology yang mengatur seluruh dimensi kehidupan peradaban manusia di dunia. Hasan Al Banna mengatakan dalam Risalah yang mulia bahwa

“Islam adalah system yang menyeluruh yang menyentuh seluruh dimensi kehidupan. Ia adalah Negara dan tanah air, pemerintahan dan umat, akhlak dan kekuatan, kasih saying dan keadilan, peradaban dan undang-undang, ilmu dan peradilan, materi dan sumber daya alam, penghasilan dan kekayaan, jihad dan da’wah, pasukan dan pemikiran sebagaimana ia adalah aqidah yang lurus dan ibadah yang benar, tidak kurang dan tidak lebih”
(Ushul ‘Isyrin: 1)

PEMUDA SEBAGAI MARTIR PERUBAHAN
Ia adalah secara umur biologis “hidup” diantara anak-anak dan orang tua. Ia merupakan suatu elemen yang Allah hadirkan di tengah-tengah masyarakat dengan karakteristik yang  unik.  Jumlahnya tidak banyak, namun lukisan sejarah bangsa ini menunjukkan bahwa dinamika bangsa ini tidak lepas dari peran mereka. Walaupun zaman senantiasa berganti dan berubah, namun tetap ada yang tidak berubah dari mahasiswa, ialah semangat dan idealisme mereka. Mareka adalah Pemuda.

Semangat-semangat yang berkobar terpatri dalam diri pemuda, semangat yang mendasari perbuatan  untuk melakukan  perubahan-perubahan  atas keadaan yang dianggapnya  tidak adil. Intuisi  dan hati kecilnya akan selalu menyerukan idealisme.  Bahkan jikalau keringat, air mata dan jiwa mereka bisa mencerahkan peradaban negeri ini maka akan mereka antarkan itu semua dengan senyuman yang paling menawan. Menjadi sebuah kepastian bahwa intuisi dan hati kecil merekalah yang mengantarkan mereka untuk tahu kenapa dan kapan mereka harus berbuat sesuatu untuk masyarakat, bangsa dan negaranya.

Mereka memiliki kemampuan, tekad, keberanian, dan kesabaran menghadapi tantangan yang dengannya ummat menghalau musuh dan mengangkat bendera kejayaannya. Mereka mampu belajar keras, menguasai dan menghasilkan pemikiran serta pembaruan. Ibarat ranting yang masih segar, kelenturannya cukup untuk terbentuknya pemikiran sekaligus mentransformasikan pemikiran tersebut kepada orang lain. mereka selalu memunculkan energi tersembunyi yang besar dalam bentuk gerakan membina ummat. pelopor dan sarana perubahan. Allah Subhanahuwata’ala tidak akan merubah nasib suatu kaum sampai mereka merubah kondisi jiwa mereka dan pemuda memiliki kekuatan jiwa yang besar, maka perubahan yang dilakukannya pun besar. Maka tak salah seorang Asy Syahid Hasan Al Banna begitu “memuji” keberadaan para pemuda.

”Sesungguhnya, sebuah pemikiran itu akan berhasil diwujudkan manakala kuat rasa keyakinan kepadanya, ikhlas dalam berjuang di jalannya, semakin bersemangat dalam merealisasikannya, dan kesiapan untuk beramal dan berkorban dalam mewujudkannya. Sepertinya keempat rukun ini, yakni iman, ikhlas, semangat, dana amal merupakan karekter yang melekat pada diri pemuda, karena sesungguhnya dasar keimanan itu adalah nurani yang menyala, dasar keikhlasan adalah hati yang bertaqwa, dasar semangat adalah perasaan yang menggelora, dan dasar amal adalah kemauan yang kuat. Itu semua tidak terdapat kecuali pada diri para pemuda. Oleh karena itu, sejak dulu hingga sekarang pemuda merupakan pilar kebangkitan. Dalam setiap kebangkitan, pemuda merupakan rahasia kekuatannya. Dalam setiap fikrah, pemuda adalah pengibar panji-panjinya.”

Begitulah seharusnya para pemuda. Mereka dihadirkan Allah, sebagai generasi yang membawa angin perubahan bagi negeri ini. Ia sudah sepantasnya mereka mampu menganalisai keadaan bangsa Indonesia dan Umat Islam hari ini. Mereka tidak boleh diam, karena diam (Pemuda) berarti kematian. Mereka bukanlah generasi abu-abu yang takut mengatakan yang Hitam itu hitam yang putih itu putih sebagai mana generasi kahfi Alloh hadirkan sebagai pelajaran bagi pemuda Hari ini.

Pekerjaan Pemuda bukan hanya itu, tapi juga bagaimana pemuda islam kembali menjadikan islam sebagai “soko Guru dunia”. Implikasinya begitu jelas, mereka harus kembali ke pada islam dalam setiap tindak-tanduk kesehariannya. Sehingga akhirnya merekalah yang sejatinya akan membawa angin perubahan islam ditengah-tengah umat, membawa ideology yang membebaskan manusia dari segala bentuk penghambaan lain terhadap materi, nalar manusia untuk dikembalikan ketempat sesungguhnya. yaitu Alloh Swt sebagaimana ia membebaskan kota mekah dari tangan kafir Quroisy, gerakan yang menyerukan deklarasi tata peradaban kemanusiaan yang berdasarkan pada nilai-nilai universal ketuhanan yang mewujudkan islam sebagai rahmat bagi Alam semesta sebagaimana islam memberikan ketenangan kepada kaum nasrani takkala sholahuddin Al Ayyubi memimpin kota Al quds setelah menaklukkan kota tersebut dari kaum salibis, gerakan perjuangan yang berkelanjutan untuk menegakkan nilai kebaikan universal dan meruntuhkan tirani kemungkaran sebagaimana AK Party di Turki dalam meruntuhkan rezim sekuler di Turki.

Mereka pun harus menyiapkan diri untuk masa depan islam sehingga akhirnya ketika Allah Swt. memenuhi janjinya bahwa Allah Swt. akan mengganti sebuah generasi yang sudah “murtad” terhadap apa yang telah mereka amanahkan kepada generasi mereka.

Merancang Lahirnya Generasi Penuntas Mimpi “Muslim Negarawan”*

Oleh
Dany Agustian

Ia adalah negeri yang menjadi penghasil barang-barang tambang terbesar di dunia. Ia menjadi penghasil timah nomor 1, penghasil nomor 3 batu bara, dan penghasil nomor 4 tembaga di dunia. Ia juga merupakan penghasil 80% minyak di  asia tenggara bahkan menjadi penghasil 35% Gas Alam car di dunia. keanekaragaman hayati negeri ini juga sangat luar biasa. Tidak tanggug-tanggung 515 jenis mamalia ada di negeri ini bahkan ada 1400 jenis ikan tawar menjadi penghuni negeri ini. Ia memiliki 17.054 pulau-pulau yang terbentang jauhnya. Jumlah penduduk negeri ini pun adalah yang terbesar ke empat di dunia. Akhirnya bisa kita bayangkan betapa luar biasa potensi yang Allah Swt. hadirkan bgai negeri ini.

Namun Potensi yang diberikan tidak seindah realita kehidupan. Di negeri tersebut keadilan di mata hukum bukan milik orang miskin. Hukum di negeri itu begitu tajam terhadap orang miskin namun begitu tumpul menghadapi para pejabat. Pendidikan negeri tersebut tidak menjadi prioritas pembangunan bahkan pendidikan digunakan untuk membunuh tunas-tunas bangsanya sendiri. Kesejahteraan pun jauh panggang dari pada api. Kesejahteraan yang diagung-agung kan oleh pemimpin negeri tersebut yang terpotret dari angka pertumbuhan makro ternyata tidak berimbas kepada pertumbuhan ekonomi orang-orang miskin.

Yang lebih mencengangkan lagi pemimpin-pemimpin negeri tersebut seakan akan menjadikan negeri tempat ia dilahirkan seperti layaknya panggung sinetron yang ia bisa perlakukan semau-maunya. Bahkan pencitraan politik merupakan senjata yang sangat luar biasa untuk menguasai negeri itu. Negeri itu adalah “Indonesia”…

Di sisi yang lain, Bangsa ini telah menjadi saksi bahwa peristiwa-peristiwa besar untuk melawan ketidakadilan tidak lepas dari aktor intelektual di belakangnya. Kaum intelektual yang diwakili masyarakat kampus termasuk juga mahasiswa sering menjadi penggagas utama dalam setiap perubahan tersebut.

Mengapa harus pemuda (mahasiswa)? Hasan Al Banna menjawab dalam buku pemikirannya yang sangat fenomenal

”Sesungguhnya, sebuah pemikiran itu akan berhasil diwujudkan manakala kuat rasa keyakinan kepadanya, ikhlas dalam berjuang di jalannya, semakin bersemangat dalam merealisasikannya, dan kesiapan untuk beramal dan berkorban dalam mewujudkannya. Sepertinya keempat rukun ini, yakni iman, ikhlas, semangat, dana amal merupakan karekter yang melekat pada diri pemuda, karena sesungguhnya dasar keimanan itu adalah nurani yang menyala, dasar keikhlasan adalah hati yang bertaqwa, dasar semangat adalah perasaan yang menggelora, dan dasar amal adalah kemauan yang kuat. Itu semua tidak terdapat kecuali pada diri para pemuda. Oleh karena itu, sejak dulu hingga sekarang pemuda merupakan pilar kebangkitan. Dalam setiap kebangkitan, pemuda merupakan rahasia kekuatannya. Dalam setiap fikrah, pemuda adalah pengibar panji-panjinya.”

Begitulah Pemuda, ia merupakan suatu elemen yang Allah hadirkan di tengah-tengah masyarakat dengan karakteristik yang  unik.  Jumlahnya tidak banyak, namun lukisan sejarah bangsa ini menunjukkan bahwa dinamika bangsa ini tidak lepas dari peran mahasiswa. Walaupun zaman senantiasa berganti dan berubah, namun tetap ada yang tidak berubah dari mahasiswa, ialah semangat dan idealisme mereka.

Semangat-semangat yang berkobar terpatri dalam diri pemuda, semangat yang mendasari perbuatan  untuk melakukan  perubahan-perubahan  atas keadaan yang dianggapnya  tidak adil. Intuisi  dan hati kecilnya akan selalu menyerukan idealisme.  Bahkan jikalau keringat, air mata dan jiwa mereka bisa mencerahkan peradaban negeri ini maka akan mereka antarkan itu semua dengan senyuman yang paling menawan. Menjadi sebuah kepastian bahwa intuisi dan hati kecil merekalah yang mengantarkan mereka untuk tahu kenapa dan kapan mereka harus berbuat sesuatu untuk masyarakat, bangsa dan negaranya.

Demikianlah perjuangan pemuda dalam memperjuangkan idealismenya, untuk memerangi ketidakadilan. Namun demikian, perjuangan pemuda belumlah berakhir. Begitu kompleks dan multidimensi persoalan-persolana yang ada di negeri ini sehingga tidak hanya menuntut para pemuda untuk berteriak-teriak akan sebuah ketidakadilan seperti yang dilakukan oleh para pemuda terdahulu tetapi menjadi bagian yang juga akhirnya menjadi penyelesai permasalahan-permasalahan bangsa dengan mempersiapkan diri untuk menjadi pemimpin Indonesia di esok hari. Yang akhirnya membuat tantangan dan tugas pemuda lebih berat dari hari kemarin.

Sebagai pemuda islam kitapun tidak seharusnya memandang bahwa permasalahan ini  hanya dalam kaca mata kebangsaan, tetapi juga bagian dari kesempurnaan Aqidah kita bahwa kecintaan kita terhadap Negara kita adalah bagian dari bentuk keimanan kita kepada Allah. Disisi lain kitapun sadar bahwa tidak akan pernah masuk syurga seseorang, jikalau dihatinya tidak pernah terselip keinginan untuk  berjihad, dan sesungguhnya sebaik-baiknya jihad adalah menasehati pemimpin yang dzolim.

Kita pun harus menyadarkan diri kita bahwa ideologi islam merupakan ideologi yang sangat sempurna. Sudah saatnya kita sebagai pemuda islam menggunakan pisau bedah ini untuk menyelesaikan permasalahan bangsa. ini bukanlah sesuatu yang utopis, tapi sesuatu yang realisatis untuk dilakukan. Rosululloh sudah membuktikan takkala beliau membawa Negeri yang jahiliyah kepada negeri yang menguasai dunia. Untuk itulah cita-cita besar menjadi Muslim Negarawan harus direalisasikan.

Dan menjadi Suatu kepastian bahwa, kampus adalah tempat yang tepat untuk menempa diri, menjadi seorang Muslim Negarawan yang berbasis moral dan intelektual. ini adalah celah sejarah bagi perubahan bangsa. Tergantung kita mampu atau tidak untuk mengambil peran. Karena sejarah adalah perpaduan momentum dengan tokohnya. Kullu marhalatin rijaluha, tiap-tiap masa ada tokohnya. Semoga kita semua yang menjadi tokoh tahun ini mampu untuk merealisasikan narasi besar itu. Ini adalah tantangan yang harus kita jawab dengan penuh keyakinan bahwa Muslim Negarawan adalah karakter yang diharapkan untuk menyelesaikan permasalahan negeri ini.

Bangsa ini kembali merindukan sentuhan kita yang hanya bertujuan menyumbangkan sebuah goresan pena sejarah dalam sebuah lukisan yang bernama Indonesia, sentuhan bertujuan menjawab kegelisahan batin mereka demi mewujudkan idealisme yang masih murni tanpa ada kepentingan apapun, sentuhan yang terpanggil jiwanya untuk ikut memberikan kontribusi yang nyata, karena memang itulah alasan gerakan ini Allah Hadirkan.